Pengalaman pakai Xiaomi Redmi 3S

Selamat tahun baru!

Akhir tahun kemarin saya punya utang untuk posting soal review handphone Xiaomi Redmi 3S yang saya pakai beberapa bulan terakhir ini. Kalau ndak merasa diutangi mungkin kita belum berteman di Instagram. Beberapa waktu lalu saya post foto night capture ala street photography pakai Xiaomi di Instagram.

Jadi, mengawali tahun ayam api ini, izinkan saya nulis ala ala endorser, walau tak dibayar :P

Tujuannya satu, supaya orang pakai hape Cina eh maksudnya supaya orang gak hanya lihat barang dari merek yang sudah mapan dan gengsi saja. Lihat kebutuhan dan harga yang sesuai dengan kantong. Karena makan gengsi gak akan kenyang ☺ Berilah kesempatan pada merek baru yang berpotensi jadi kuda hitam.

Sebagai info, sebelum pakai Xiaomi saya pakai Sony Xperia M2 Dual. Sebelumnya lagi, Lenovo, lalu tarik ke belakang lagi sempat pakai Blackberry, dan sebelum tersesat di Blackberry saya sempat pakai iPhone 3G. Saat tersesat bersama Blackberry saya sempat cari pencerahan dengan Samsung Galaxy Note, tapi tak ada cahaya di sana, akhirnya dia saya jadikan talenan saja *sombong :))

Mulai ngaco. Baiklah, mari kita mulai saja.Mulai dari kelebihannya dulu, kekurangannya belakangan aja, yah hehe..

Spesifikasi dasar

Buat yang suka download games atau aplikasi, Xiaomi ini boleh jadi pertimbangan. Space memory internalnya terbilang tinggi,32 gigabyte. Kita seperti gak butuh memory external tambahan. Tapi kalau maniak foto sih boleh lah tetap pakai tambahan kartu memory external.

RAM 3 gigabyte. Lumayan cepat buat buka aplikasi banyak. Sayang, saya bukan maniak game, jadi gak bisa cover soal itu sama sekali. Detilnya silakan cek gambar di bawah ini.


Spesifikasi, inga inga pastikan OS-nya, yak!
Oh ya, kalau beli Xiaomi pastikan sudah ber-OS MIUI Global Stabil. Konon, dengan OS ini kamu bisa download aplikasi dari pengembang mana pun. Termasuk pengembang asal negeri Paman Sam. Soaalnya, pemerintah Cina ini ketat banget soal informasi. Kalau OS-nya Cina, ada kamu cuma bisa download browser asal Cina, Baidu dan aplikasi tandingan buatan Cina lainnya. Jadi, pastikan sama Mas/Mbak yang jual soal OS-nya ini. Kalau engga, mau gak mau harus install sendiri dan makan waktu sekitar lima jam (kata abang-abang review di blog lain)
Sabar, yak!

Kamera

Kamera belakang 13 megapixel sementara yang belakang 5 megapixel. Tangkapannya cenderung lebih cepat dibanding Sony Xperia M2 Dual dengan mode kamera yang sama. Kecepatan tangkapan kamera Xiaomi hampir mirip dengan Lenovo. Saya pernah coba capture objek ditrotoar dari dalam bis yang sedang melaju, hasilnya bagus daripada Sony Xperia M2 Dual. Ingat, pada mode kamera yang sama loh, ya!

Kamera depan pun juara untuk hp seharga Rp 1,8 juta. Sony Xperia M2 Dual seharga Rp 2,5 juta juga kalah. Saya praktis tak pernah selfie pakai Xperia. Kalau mau selfie harus pinjam hp pak suami yang Lenovo. Sebab, daya tangkapnya lemot. Apalagi di ruangan kurang cahaya, dia cenderung gelap sama sekali gak ada subjek padahal jelas-jelas kita di depannya. Asem, saya dianggap memedi apa!

Ini hasilnya. Keterangan baca caption.

Dengan pencahayaan cukup, hasilnya seperti disorot spotlight
Xiaomi bisa tangkap gradasi warna langit, hasil ini tanpa filter 


Editing flip pakai Snapseed. Warna gak di-adjust sama sekali. 

Hasil di tengah gelap remang-remang khas taman di daerah Purwakarta. Mayan juga!

Hasil selfie, udah mirip Buk Airin, belum? :P
Bisa dual application


Fitur ini yang paling gres dan belum ada yang ngalahin. Di Xiaomi kita bisa download aplikasi yang sama lebih dari satu. Etapi maksimal dua sih. Caranya, cukup masuk ke setting - aplikasi ganda - lalu tinggal aktifkan saja.


Cucok buat karyawan yang nyambi dagang online tapi gak mau ribet pakai dua hp. Akun WA bisa punya dua. Satu buat kontak profesional, satu lagi kontak sebagai entrepreneur. :D

Menarik, ya!

Iya, apalagi ada pengaman fingerprint-nya. Kalau pencuri mau nyolong harus iris jarimu sekalian biar hp-nya bisa kebuka.

Terus kekurangannya? Tak ada ketek yang tak berbulu. Seindah apa pun masih perlu waxing kalau mau tampil cantik kan.(Maapkan pengibaratan yang jorok ini, ya pembaca!)

Kekurangannya, dia tak punya garansi resmi. Tepatnya belum punya. Katanya produk terbaru akan didistribusikan bersama Erafone. Mungkin ke depan setelah lulus ujian dari kementerian terkait soal TKDN (kandungan lokal) teman-teman bisa beli di gerai-gerai Erafone.

Jadi, hp murah dengan kualitas yang sayang untuk diabaikan ini tentu masih punya kekurangan. Sama seperti manusia secantik dan seganteng apa pun, kalau kentut pasti mambu. (Duh gusti, jorok lagi)

Tapi, prinsip saya sekarang, pakai hp gak mau yang mahal-mahal. Karena gak ada budget-nya sudah punya anak. Nek dilempar terus nyemplung atau pecah ya gak sedih-sedih amat. Cobak kalau pakai iPhone terus screen-nya pecah itu bisa-bisa bikin nangis getah.

Overall, sepanjang pengalaman saya pakai beberapa handphone sebelumnya, Xiaomi ini juara karena memory internalnya. Waktu saya pakai Lenovo saya cukup puas dengan kamera baik depan untuk selfie maupun kamera utamanya. Tapi, memory cepat sekali penuh. Apalagi saya malas hapus chat dari WA dan grup-grupnya yang beranak pinak sendiri tanpa pembuahan itu.

Body-nya pun gak kalah dengan iPhone jadul 3G dulu dan Xperia Dual itu. Gak ada kesan harga di bawah Rp 2 jutaan. Manteb dan kekar gitu. Beberapa kali dibanting anak saya, alhamdulillah masih bernafas dan lancar. Screen-nya pun tak saya balut dengan protector, belum ada strech sama sekali. Padahal sering masuk saku celana jeans dan nyusruk di dalam tas sampai susah dicari. Bagian belakangan metal doff, jadi aman dari strech, kalau glossy mungkin sudah baret sana sini.

Dulu pas pakai iPhone, begitu pelindung dibuka, baret di mana-mana, bahkan logo apelnya itu baret parah. Padahal logo itu yang jarang dilindungi karena mau pamer kalau beli casing sengaja nyari yang bolong pas di logo apel kroak-nya itu :))

Mungkin masih ada kekurangan dan kelebihan hp Xiaomi yang belum ter-cover oleh saya. Boleh loh share di komen. Supaya banyak orang tercerahkan. Dan beli based on need bukan gengsi. Ehehehe..

Salam,
Mak Irit!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Tentang Pengalaman Batin di Pulau Dewata

Curhat Kawan: "Kenapa Perempuan Bekerja?"

EKOFEMINISME