Perkembangan Teknologi Komunikasi

RIWAYAT DAN SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Dalam prakteknya komunikasi mengalami perubahan. Terbukti sejak zaman pra-sejarah hingga kini, proses komunikasi manusia mengalami perubahan. Perubahan yang signifikan dalam proses komunikasi manusia dimulai pada saat ditemukannya tulisan, sehingga manusia dapat menyimpan data-data maupun simbol-simbol dalam bentuk tulisan dan tidak hanya mengandalkan daya ingat saja.
Hingga kini proses komunikasi antar manusia mengalami banyak perubahan. Perubahan yang besar dalam waktu yang singkat hingga dapat disebut sebagai sebuah revolusi. Menurut Dissayanake (1983), revolusi komunikasi adalah peledakan teknologi komunikasi, seperti terlihat melalui peningkatan penggunaan satelit, mikro-prosesor, komputer, dan pelayanan radio bertahap tinggi, dan perubahan yang terjadi sebagai konsekuensi yang ditempa oleh bidang sosial, ekonomi, politik, kultural, dan gaya hidup manusia .
Menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya dinamika komunikasi, disebutkan bahwa terdapat dua macam komunikasi, yakni komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia. Perubahan dalam komunikasi dewasa ini adalah perubahan komunikasi bermedia. Artinya terdapat inovasi-inovasi dalam penciptaan media komunikasi yang memudahkan manusia untuk dapat saling berinteraksi tanpa terhalang jarak dan waktu.
Seperti kita ketahui dewasa ini, betapa dunia sepeti tak berjarak sama sekali. Bahwa seseorang yang ada di belahan dunia manapun dapat saling berinteraksi dan dapat saling menyapa. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead” . Makin lama makin nyata kebenarannya, bagaimana media massa elektronik menggagalkan halangan-halangan tempat dan waktu dalam komunikasi manusia, sehingga memampukan manusia untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam skala global. Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village”.

Menurut Nordenstreng dan Varis (1973), ada 4 titik penentu yang pertama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:
1. perolehan (aqistion) bahasa, yaitu pada saat yang sama dengan lahirnya umat manusia.
2. perkembangan seni tulisan berjalan dengan komunikasi lisan. Setelah manusia menemukan cara menuliskan dan alat menulis maka komunikasi yang selama ini dilakukan dengan bicara lantas bisa dituliskan.
3. reproduksi dengan kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alat pencetak sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya.
4. munculnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, radio, TV hingga satelit
Menurt perkiraan, mula mula sekali orang dapat menulis adalah di Sumeria pada masa sekitar 5000-6000 tahun yang silam. Menulis merupakan temuan (invensi) manusia terbesar. Kata Wilbur Schramm, temuan itu lebih hebat dari penemuan lainnya seperti, bajak, telepon, film ataupun telegraf. Temuan itu dipandang lebih hebat karena telah menjembatani jarak yang tak terkira serta masa depan yang tak terbatas.
Perkembangan titik penentu dalam sejarah komunikasi tadi tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan masyarakat, sebab komunikasi antara sesama manusia merupakan bagian amat sangat penting dari aktivitas sosial kehidupan sehari-hari. Hal tersebut berkaitan lansung dengan dua perbedaan utama antara manusia dengan makhluk lainnya, yaitu:
1. manusia mampu berkomunikasi antar sesamanya melalui simbol-simbol
2. manusia mampu menciptakan dan menggunakan perkakas yang diperlukan untuk mengatasi lingkungannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sejarah umat manusia pada saat yang sama adalah sejarah komunikasi.
Ditemukannya tulisan
Perkembangan tulisan adalah berkaitan dengn proses urbanisasi karena masyarakat menjadi begitu kompleks sehingga suatu pemerintahan tanpa bantuan hal itu dan hanya mengandalkan kemampuan daya ingat saja, tentulah tidak mungkin. Tulisan tidak hanya berfungsi sebagai suatu pembantu ingatan, atau memungkinkan manusia mengawetkan waktu, tetapi juga menningkatkan komunikasi dalam ruang.
Dengan adanya tulisan maka pada masa itu menjadi mungkin untuk mengirim pesan rahasia, yang tidak dapat diketahui oleh pihak luar. Informasi rahasia hanya diketahui oleh beberapa orang saja. Jadi, seni menulis sejak mulanya merupakan suatu privelege yang ekseklusif di kalangan pemegang kekuasaan dalam masyarakat, dan untuk melayani negara.
Masyarakat dengan kekuatan kata-kata tertulis dapat memperluas diri dengan pasti dalam dalam jarak dan waktu. Sekalipun manusia telah memiliki tulisan untuk paling sedikit 6000 tahun, tetapi melek huruf (literacy) tidak menyebar ke tengah massa hingga sesudah terjadi Renaiscance di dunia barat. Sampai suatu peerbedaan sepenuhnya literate maka kemampuan menulis dan membaca adalah suatu basis untuk kekuasaan dan pengaruh.
Parker (1973) mengutip Innis yang mengemukakan bahwa kwmampuan menulis di kepingan-kepingan batu pada zaman Mesir Kuno telah memungkinkan dipeliharanya struktur sosial di wilayah-wilayah kecil.

Era percetakan
Peningkatan diversifikasi masyarakat dan ekspansi komunikasi yang terjadi pada akhir abad pertengahan memerlukan suatu tehnik yang sepenuhnya baru bagi penyampaian pesan karena jumlah pembaca mulai bertambah, sedangkan dengan menggunakan surat serta naskah saja tidak cukup lagi.
Salah satu inovasi yang dimungkinkan oleh mesin cetak disamping buku yang diproduksi secara massal, adalah surat kabar. Di awal abad XX, media cetak (buku dan surat kabar) terus merupakan satu-satunya bentuk komunikasi massa.
a. Media Elektronik
Ekspansi dan perdagangan yang hebat selama abad XIX agaknya sudah terhenti tanpa diketemukannya komunikasi eletronik pada pertengahan abad tertantu.
Bentuk elektronik yang pertama adalah telepon dan telegraf dengan menggunakan kabel. Pada tahun 1844 Samuel Morse mengembangkan sistem telegraf yang dapat dioperasikan secara komersial. Hubungan telegraf pertama kali dibuka adalah antara Washington, DC dengan Baltimore, Maryland. Kemudian, pada Desember 1901 Marconi berhasil menghubungkan trans-Atlantic.
Pada awal abad XX, semua kota dan negara yang penting di dunia telah dihubungkan dengan jaringan komunikasi yang menggunakan kabel. Dengan perkembangan ini, masalah jarak bukan lagi merupakan halangan untuk berkomunikasi, dan dunia pada prinsipnya telah menjadi syschronous.

b. Teknologi Penyiaran (Broadcasting)
Terobosan yang menentukan di lapangan komunikasi terjadi dengan bermulanya komunikasi tanpa kabel (wireless communication) yang memungkinkan menerima pesan yang sama secara simultan di lokasi yang tak terbatas jumlahnya.
Pada awal penyiaran untuk umum (public broadcasting) di tahun 1910 dan 1920-an, nada umum dari program-programnya biasa bermartabat (dignified), bersifat memberi petunjuk (instruktif), dan menghindari segala ekstrimitas.
Sejak mulanya program audio telah mengundang lebih banyak bahan-bahan yang diarahkan kepada masyarakat dan dirasakan sesuai dengan mereka yang berkuasa dari pada suara masyarakat untuk memegang kekuasaan. Perspektif umum ini dapat dilihat baik pada apa yang disebut sebagai penyiaran (broadcasting) yang dikendalikan oleh negara (state control) maupun broadcasting yang diorganisasi secra maksimal.
Diperkenalkan TV tidak merubah kerangka atau framework umum tadi secara bermakna dan media itu begitu saja masuk ke daerah operasional radio serta menjadi medium yang lebih komersial lagi. Jadi komunikasi massa yang berdasarkan teknologi hingga saat ini masih terus mangikuti prinsip-prinsip yang diterima pada masa negara-negara kuno. Satu-satunya perbedaan bahwa media massa modern justru lebih efektif dan halus dalam memanipulasi kesadaran masyarakat.

c. Inovasi Teknologi Komunikasi
Kemajuan teknologi yang kita saksikan sekarang pada dasarnya merupakan kelanjutan dari tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan di atas tadi. Begitu cepatnya perkembangan tersebut sehingga disebut sebagai suatu revolusi.

d. Kecepatan Perkembangan
Riwayat perkembangan komunikasi tadi juga menunjukkan bahwa semakin belakangan, ternyata semakin cepat pula pace dari inovasi komunikasi. Perkembangan media elektronik lama seperti, radio, telepon dan telegraf, kenyataannya berlangsung dalam suatu periode 100 tahun.
Periode ssekarang ini amatlah kontras apa yang terjadi terdahulu, yaitu hampir 180 masa kehidupan (lifetime) yang memisahkan antara penemuan tulisan dengan invensi percetakan. Dapat pula dicatat bagaimana periode perubahan sosial berkorelasi dengan perubahan dalam teknologi komunikasi. Penegakan peradaban besar mengenai antiquity adalah paralel dengan perkembangan percetakan berlangsung simultan dengan renaiscance.
Pemanfaatan energi dalam revolusi industri berkorelasi dengan percetakan dengan kecepatan tinggi dan kertas murah, dua hal yang memungkinkan terwujudnya surat kabar, telegraf, telepon, phonograf, fotografi, radio dan TV menandai bermulanya era teknologis di dunia barat. Melalui riset dan pengembangan industri yang berdasarkan sains pada era kontemporer, telah memberi kita komputer, transistor, laser, serat optik, cassatte, dan disc.
Kemudian, era awal elektronika dari telegrafi telah membebaskan komunikasi dari batas kecepatan transportasi, suatu batas yang diletakkan kurang lebih 36 ribu tahun. Seterusnya tumbuhnya telepon, film, dan radio memungkinkan kita untuk memintas kata-kata tertulis dan memperluas rasa dan kemampuan komunikasi kita secara langsung.
Masyarakat massa yang baru nanti, menurut perkiraan bukan saja potensial untuk menjadi tidak berjarak (distanceless) dan simultan, tetapi untuk pertama kali dalam eksistensi manusia bahwa manipulasi terhadap pengetahuan dan informasi tidak lagi perlu dilaksanakan oleh tenaga manual. Persis seperti manusia abad XIX memanfatkan energi untuk menggandakan kata-kata tercetak, kini kita memanfaatkannya untuk mengumpulkan, memanipulasi dan menerjemahkan informasi. Kemudian dalam menurunkan biaya, dan meningkatkan jarak tempuh kecepatan, keandalan, dan volume berkomunikasi yang menggunakan elektronik.
Perkembangan komunikasi antarmanusia tidak terlepas dari pengaruh naluri kemanusiaan itu sendiri. untuk bertahan hidup manusia membutuhkan manusia yang lainnya untuk saling membantu. Sementara pada tahapan saling memberikan bantuan inilah proses komunikasi akan sangat dibutuhkan.

Era Tanda dan Isyarat
Zaman ini merupakan yang paling awal dalam sejarah perkembangan manusia dan muncul jauh sebelum nenek moyang manusia dapatberjalan tegak. Dalam berkomunikasi satu sama lain, peran insting (meskipun masih sangat rendah) sangatlah penting. Proses komunikasi manusia lebih berdasarkan insting dan bukan rasionya.
Itu semua terjadi karena kemampuan kapasitas otak manusia masih sangat terbatas. Perkembangan otak mereka juga sangat lamban. Oleh karena itu, zaman ini berjalan dalam ribuan tahun sebelum digunakannya gerak isyarat. Bunyi-bunyian dan tanda jenis lain dalm komunikasi.
Dengan kata lain sebenarnya manusia itu sudah menggunakan “ucapan” dalam berkomunikasi. Akan tetapi proses komunikasi yang dimaksud bukan seperti yang dilakukan manusia saat ini.
Penggunaan tanda dan isyarat itu tidak berarti bahwa manusia pada zaman tersebut tidak dapat berkomunikasi. Gerak isyarat dan tanda itu dalam komunikasi dikenal dengan komunikasi nonverbal. Hal ini tetap bisa dikattakan berkomunikasi meskipun dengan “bahasa” dan kemampuannya sendiri. Ringkasnya, mereka mengadakan komunikasi dengan sederhana sekali.
Philip Liberman (1984) pernah mengatakan bahwa para ahli paleoantropologi menemukan bukti bahwa ukuran tengkorak panjang lidah, dan jaringan yang lain pada manusia menunjukkan pada kita letak pangkal tenggorokan dan kotak siaran.
Menurut para ahli tersebut dilihat dari beberapa alat tubuh, dapat disimpulkan bahwa manusia jaman dahulu kala tidak dapat berbicara seperti manusia sekarang.
Dengan kata lain, mereka tidak bisa berbicara, karena tidak mempunyai kecukupan alat-alat untuk melakukan itu (seperti yang dimiliki manusia saat ini). Ini disebabkan struktur neurologis dan anatominya tidak mecukupi untuk melakukan hal itu.
Sehingga perkembangan zaman dan alam yang akhirnya merubah kehidupan manusia tersebut, baik perubahan dalam bentuk fisik maupun perubahan pada kemampuan berpikir dan berkomunikasi.
Munculnya tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi berasal dari penyempurnaan penggunaan suara (geraman, tangisan, dan jeritan) sebagai alat komunikasi.

Era Bahasa Lisan
Zaman komunikasi lisan ini berjalan kira-kira 300.000 sampai 200.000 tahun SM. Era ini juga ditandai dengan lahirnya embrio kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara terbata-bata dalam kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu, manusia pada zaman ini sering disebut dengan homosapiens. Daripenelitian yang pernah dilakukan, kemmapuan berbicara dalam sistem bahasa baru terjadi sekitar 90.000 tahun sampai 40.000 tahun SM. Sementara itu bahasa secara lengkap mulai digunakan kira-kira 35.000 tahun SM.
Manusia jenis Cro Magnon menjadi ciri utama era ini. Di awal periode kehidupannya, mausia jenis itu sudah mempunyai keahlian di dalam membuat peralatan yang berasal dari batu. Sebagaimana kita ketahui, budaya manusia awalnya dimulai dengan tulisan. Zaman Batu merupakan salah satu perkembangan awal pengenalan bahasa yang ditulis (meskipun hanya berupa gambar yang di buat pada batu).
Meskipun perkembangan teknologi komunikasi diawali dengan penemuan-penemuan mesin pencetak huruf di kemudian huruf, namun perkembangan komunikasi itu sendiri dimulai dengan kepandaian melukis hewan buruan di gua-gua yang diabadikan secara grafik kurang lebih 20.000 tahun yang lalu.
Pada awal sejarah perkembangan manusia dalam mengenal tulisan, mereka telah memahat atau mengukir gambar binatang dan manusia pada tulang, batu, taring, dan bahan-bahan yang lain. Manusia pada era ini biasanya mewariskan lukisan indah pada dinding beberapa gua di daerah mereka tinggal. Ratusan gua itu pernah ditemukan di Spanyol dan Perancis bagian selatan.
Ketika kita berbicara, kita sebenarnya sedang berperilaku. Ketika kita melambaikan tangan, tersenyum, bermuka masam, menganggukkan kepala, atau memberikan suatu isyarat, kita juga sedang berperilaku. Sering perilaku-perilaku ini merupakan pesan-pesan, pesan-pesan itu kita gunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain.

Era Tulisan
Kecakapan manusia berkomunikasi secara lisan menurut perkiraan berlangsung sekitar 50 juta tahun, kemudian memasuki generasi kedua di mana manusia mulai memiliki kecakapan berkomunikasi melalui tulisan.
Bukti kecakapan ini ditandai dengan ditemukannya tanah liat yang bertulis di Sumeria dan Mesopotamia sekitar 4000 tahun sebelum masehi. Kemudian berlanjut dengan ditemukannya berbagai tulisan di kulit binatang dan batu arca. Lalu secara berturut-turut dapat disebutkan pemakaian huruf kuno di Mesir (3000 tahun SM), alphabet Phunesia (1800 tahun SM), huruf Yunani Kuno (1000 tahun SM), huruf Latin (600 tahun SM).
Di Mesopotamia kuno (berasal dari kata dalam bahasa Yunani yang berarti “tanah di antara dua sungai”) banyak sekali kelompok yang menghentikan pengembaraannya dan mulai membangun tempat tinggal yang permanen. Inilah kota-kota yang pertama. Tahun 6000 SM, Lembah Sabit Subur juga menjadi tempat lahirnya peradaban.
Mendekati tahun 3.500 SM, manusia memiliki gagasan untuk mengembangkan serangkaian lambang yang sederhana yang dapat dipahami oleh kalangan luas, yaitu huruf. Huruf mewakili suara yang diucapkan dan dengan berbagai cara, satu huruf dapat digabungkan dengan huruf lain sehungga membentuk apa yang kita namkan kalimat. Sistem ini disebut abjad fonetik.
Abjad fonetik yang pertama berasal dari abjad baji yang dikembangkan oleh orang Sumeria kuno. Penyebarannya yang luas hingga ke wilayah Mesopotamia membuatnya menjadi pendahulu hieroglif Mesir. Abjad Baji lah yang menjadi cikal bakal Abjad Ibrani maupun Abjad Arab. Selain itu, ia juga merintis abjad Yunani, yang pada gilirannya mengantar hadirnya Abjad Romawi yang kini digunakan dalam Bahasa Inggris, Perancis, Jerman dan sebagian besar bahasa-bahasa barat lainnya.

Era Percetakan
Dalam masa yang dinamakan para sejarawan sebagai periode ‘modern awal’, yang berlangsung dari kira-kira tahun 1450-1789. Dengan kata lain mulai dari revolusi percetakan sampai dengan revolusi Perancis dan revolusi industri. Tahun 1450 itu adalah kira-kira tahun penemuan mesin cetak di Eropa oleh Johann Gutenberg dari Mainz-yang barangkali terinspirasi oleh teknik memeras anggur di tanah kelahirannya, yang menggunakan jenis logam yang dapat digerakkan. Percetakan ini diindentifikasikan sebagai salah satu tonggak sejarah dalam kemajuan pemikiran manusia.

Era Teknologi Komunikasi
Saat ini kita dihadapkan pada bentuk komunikasi yang paling efektif yakni sama dengan keadaan sekarang yang sekaligus menarik mata dan telinga serta menggambungkan pesan verbal dengan yang nonverbal, yang musical dengan yang visual. Saat ini kita dikenalkan dengan teknologi internet yang dapat menyatukan dunia. Tidak ada sekat sama sekali antara penduduk suatu Negara dengan Negara lainnya.
Saat ini teknologi analog yang sudah lebih dulu dikenalkan digeser dan digantikan dengan teknologi digital. Begitu pula dengan sistem manual digantikan dengan sistem otomatis. Bila revolusi industry menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti otot manusia, maka revolusi digital menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) otak manusia.
Dalam era ini pengiriman dan penyampaian pesan lebih praktis dan cepat tanpa terhalang ruang, jarakk dan waktu.

FASE PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Secara kelompok besar penemuan teknologi komunikasi dapat dibagi ke dalam kelompok berikut ini:
• Abad ke-4 dan ke-3 sebelum masehi, ditemukannya tulisan.
• Tahun 600 (di Cina) dan abad ke-15 (di Eropa), ditemukannya percetakan.
• Abad ke-19, ditemukannya percetakan berkecepatan tinggi, telepon, telegraf, phonograf, photografi, radio.
• Awal dan pertengahan abad ke-20 ditemukannya televisi.
• Akhir abad 20 konvergensi telekomunikasi dengan teknologi komputer.

Daftar Pustaka
Peter Burke, Sejarah Sosial Media, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2006
Zulkarimien Nasution, Perkembangan Teknologi Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka. 2008
Nicholas, Being Digital, Jakarta: Mizan. 1999




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Tentang Pengalaman Batin di Pulau Dewata

Curhat Kawan: "Kenapa Perempuan Bekerja?"