Postingan

Menampilkan postingan dengan label Merah Jambu

Saya dan Pernikahan

Gambar
Dalam hitungan hari, saya telah masuk ke gerbang kehidupan baru. Sebuah dunia yang memiliki dimensi berbeda dari dunia sebelumnya. Banyak yang terkejut dan bertanya kepada saya mengenai perasaan, kesiapan, bahkan pertimbangan memilih menikah.  Bagi saya pernikahan bukan melulu perihal kebutuhan biologis yang harus dipenuhi. Seperti pertimbangan kakek nenek kita zaman dahulu yang dinikahi begitu dianggap sudah dewasa dalam konteks reproduksi. Bukan juga seperti deadline yang harus dipenuhi ketika usia telah memasuki angka-angka tertentu. Saya memang anak kemarin sore yang memutuskan menikah di tahun yang sama dengan acara penyelenggaraan pernikahan. Tapi izinkan saya berbagi persepsi saya perihal pernikahan, minimal mengapa saya kemudian memilih menikah.  Saya pernah begitu takut menikah, padahal saya berasal dari keluarga harmonis dengan ayah ibu yang selalu bersikap manis. Tidak ada istilah broken home. I come from a sweet home. Kala itu, pernikahan bagi saya adala...

Pelangi

Gambar
Aku tak pernah sesendu ini menyaksikan pelangi. Tapi pada saat aku mendapati pelangi di sore itu, tertanggal 10 Februari 2012, aku terpanggil untuk mengikatnya dalam ruang memori. Pelangi ini akan membuatku selalu mengenang. Tentang kampusku, Tentang warnanya, Tentang hidup dalam kampus yang berwarna. Meski gambar tidak dapat merepresentasikan perasaan ini seluruhnya. Tapi setidaknya ada hal yang dapat kembali kulihat saat aku mengalami perasaan yang sama.

Kepadanya

Gambar
Aku ingin bercerita tentangmu melalui bahasa tak beraksara.  Bahasa yang bahkan tak ada seorang penyair pun yang mengungkapkannya.  Ia hanya mengalir seperti air yang telah menemukan muaranya dan ingin bergegas menghampirinya.  Kamu suka tulisanku, dan aku suka menuliskan tentangmu. Jadi, apa yang menghalangiku untuk kembali menulis?  Kamu hanya tidak mengerti bahasaku. Seperti ketidaksanggupanmu membaca rinduku. Rindu yang telah lama mencipta sembilu di kalbu. Mungkin bahasaku harus menjadi angin. Meski tak nyata dapat kamu baca melalui matamu, namun ia ada berhembus menyegarkanmu. Tak perlu kamu mengerti, hanya perlu kamu rasa. Itu saja cukup bagiku.  Karena aku ingin kamu mengetahui bahwa aku selalu ada untuk membuatmu nyaman. Di sini.  Bagiku mencintaimu seperti bernafas di udara bersih, segar dan melegakan. Karena kamu satu. Ganjil yang menggenapkan. Kekurangan yang melengkapi. Dan kelebihan yang menyempurnakan. ...