kerinduan

Ya. Aku masih di sini meratapi ruang kosong bernama kerinduan. Meski rindu tidak bernama, biarkan aku mendefinisikannya sebagai kehilangan. Rindu menjadi datang dengan berlalunya masa yang meniggalkan kenangan. Rindu menjadi nyata dengan perginya kehidupan lampau. Rindu menjadi berjejak kala kita mencoba mengingat kenangan di dalamnya.
Ada hal-hal yang tak ingin kita lepaskan, dan ada orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan. Namun, perlu diingat bahwa, melepaskan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari kehidupan yang baru.
Aku merindu karena aku pernah bersamanya. Aku merindu karena aku mengenangnya. Dan aku merindu karena aku pun harus rela melepasnya. Rela membiarkan ia membiru di kalbu. Membiru di ruang kosong bernama kerinduan.
Kerinduan semakin membiru. Banyak hal yang ingin kuceritakan padanya, banyak hal yang ingin kubagi dengannya. Namun kala aku menemukannya kembali, jarak membungkamku. Bungkam dalam harap tak tercitra. Sembunyikan semuanya di dalam hatiku yang seluas samudera. Bungkam dalam kerinduan yang tak bernama. Sirnakan perasaan agar kembali netral untuk mencapai logikaku kembali. Mencoba untuk tetap realistis.
Banyak yang datang dan pergi dari kehidupanku. Silih berganti, yang satu memiringkan yang lain. Ada yang tetap tinggal dengan menitipkan jejaknya, ada pula yang pergi. Namun di dalam hati aku hanya mengizinkannya untuk tetap tinggal dalam kenangan. Banyak hati tersakiti karenanya. Dan aku sungguh tak berkuasa untuk itu. Karena sebenarnya sakit itu pun tengah menderaku.
Sakit bahwa ternyata hanya dia orang yang tepat, namun kami berada di tempat yang tidak tepat dalam waktu yang tidak tepat pula. Seandainya waktu memberi kami kesempatan untuk bersama dalam masa yang lebih lama tentu ruang kosong itu bukan bernama kerinduan, melainkan kebersamaan.
Cukup sudah pencarianku. Kini, aku hanya ingin memohon. Mungkin sebagian orang berharap dapat menikah dengan laki-laki yang mereka cintai. Doaku sedikit berbeda: Aku dengan sedikit rendah hati memohon kepada Tuhan agar aku mencintai laki-laki yang aku nikahi kelak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Tentang Pengalaman Batin di Pulau Dewata

Curhat Kawan: "Kenapa Perempuan Bekerja?"

Perkembangan Teknologi Komunikasi