Sombong

ketika aku ingin benar-benar menjauh..
sombongkah itu?
hanya karena tak ada ruang kosong tersisa untukku di sini, penuh dan sesak.
ketika kulipat wajahku dan tak ada cerah di sana..
sombongkah?
hanya karena ingin kuekspresikan rasa sakit hatiku, luka itu kembali menganga.
ketika aku bungkam, diam tak ingin bicara..
sombongkah?
hanya karena menahan dingin dari gunung es yang membeku dan semakin menjulang tinggi.

dan kala semua orang tak tahu apa yang kurasakan,
sombonglah aku..
dan ketika semua orang hanya sibuk dengan dunia dan perasaannya,
sombonglah aku..
ya, aku sombong..
sebut saja diriku sang burung merak yang selalu mengibaskan ekornya,
menantang semua yang memandang.

kisah ini pun berlanjut, entah sampai kapan.
gunung es itu kembali membeku, keras dan tak tercairkan.
kasihan...
dan setiap lilin-lilin kecil yang ingin membantu mencairkannya mereka pun membeku.
menjadi kristal bening yang hanya mampu menitikkan air mata.
bagaskara pun hanya memperlihatkan eksistensinya tanpa mau menolong dengan esensinya.
biarkan gunung es di sini sendiri.
beku, dingin dan membiru tak tersentuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Tentang Pengalaman Batin di Pulau Dewata

Curhat Kawan: "Kenapa Perempuan Bekerja?"

Perkembangan Teknologi Komunikasi