Tidak ada yang pernah tahu apa rencana Tuhan. Seringkali kita tidak bisa menafsirkan maksud-Nya. Saya baru saja mengalami kejadian tak terduga. Kejadian yang memberikan pengalaman batin tersendiri. Akhir pekan ini saya berkunjung ke Pulau Dewata. Seperti perjalanan pada umumnya, saya membawa sejumlah uang di dalam dompet untuk meratakan penyebaran uang, supaya tidak berpusat di Jakarta saja (baca: jajan dan perilaku konsumtif, kalap dan sejenisnya) hehe. Tapi, ternyata uang di dalam dompet tidak begitu saya jaga baik-baik. Tanpa sadar tertinggal di toilet. Parahnya, saya baru mengingatnya saat makan siang. Padahal saya tiba di bandara jam 9 pagi. Belum pernah terpikir, bagaimana rasanya terdampar di kota orang tanpa pegang uang tunai. Ya, meski sekarang sudah ada layanan mobile bank, saya bisa minta teman saya tarik uang tunai dan saya langsung transfer, tapi tetap tidak seleluasa saat kita akses uang kita sendiri. Pada saat saya sadar uang saya hilang, saya langsung hubu
Kenapa perempuan bekerja? Begitu pertanyaan seorang kawan kepada saya. Saya bilang jawabannya kompleks. Tergantung kondisinya. Ada perempuan bekerja karena harus bekerja. Ada sebagian lain yang bekerja karena ingin bekerja. Keharusan dan keinginan tentu dua hal yang berbeda. Ada yang tak ingin bekerja, tapi dia harus bekerja. Ada juga yang tak harus bekerja, tapi dia ingin bekerja. “Lalu, kenapa kamu bekerja?” desaknya. Saya jawab, saya berada di kondisi harus dan ingin. Kenapa? Saya harus bekerja, karena saya butuh tempat piknik dari peran dasar perempuan. Saya ingin karena ada kebutuhan tempat piknik. Saya sering sakit kalau tidak beraktivitas dan hanya memikirkan satu hal yang sama secara konstan setiap hari. Bagi sebagian perempuan ruang domestik tak cukup bagi mereka. Bahasa era milenium menyebut aktivitas itu sebagai aktualisasi diri. Sebagian perempuan yang punya keharusan lainnya memiliki kasus berbeda. Terutama mereka para pejuang mandiri. Perempuan yang belum atau tidak
RIWAYAT DAN SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI Dalam prakteknya komunikasi mengalami perubahan. Terbukti sejak zaman pra-sejarah hingga kini, proses komunikasi manusia mengalami perubahan. Perubahan yang signifikan dalam proses komunikasi manusia dimulai pada saat ditemukannya tulisan, sehingga manusia dapat menyimpan data-data maupun simbol-simbol dalam bentuk tulisan dan tidak hanya mengandalkan daya ingat saja. Hingga kini proses komunikasi antar manusia mengalami banyak perubahan. Perubahan yang besar dalam waktu yang singkat hingga dapat disebut sebagai sebuah revolusi. Menurut Dissayanake (1983), revolusi komunikasi adalah peledakan teknologi komunikasi, seperti terlihat melalui peningkatan penggunaan satelit, mikro-prosesor, komputer, dan pelayanan radio bertahap tinggi, dan perubahan yang terjadi sebagai konsekuensi yang ditempa oleh bidang sosial, ekonomi, politik, kultural, dan gaya hidup manusia . Menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya dinamika kom
nice poem . . :D
BalasHapus