candu itu bernama tembakau

Ada yang tahu?
sekilas gambar ini seperti abon, entah abon ikan atau abon rebon. Tapi kalau lihat label pada kemasan ternyata ini adalah tembakau.

Candu ini bernama tembakau.
seperti buah simalakama.
dihisap salah ga dihisap addicted.

aku sangat appreciate sama cowo yang ga ngerokok.
menurutku berapapun IQ-nya aku akan selalu menganggapnya cerdas.

tentu sudah banyak yang mengerti tiap rokok akan melahirkan bibit-bibit penyakit. sudah jelas tiap iklan produsen rokok wajib mencantumkan resiko yang akan menimpa para penghisap rokok.

kalau Graham Bell akan selalu mendapatkan reward atas penemuan teleponnya. apa kabar dengan penemu rokok ya?
aku kerap bertanya-tanya, siapakah penemu rokok pertama kali di dunia ini, hingga sampai menciptakan sebuah tren bahwa rokok adalah konsumsi anak gaooll, heu..

ternyata, usut punya usut (hasil googling juga sih, hehe) rokok pertama kali ditemukan oleh orang Indian, Amerika. mereka adalah pemuja roh. jadi tembakau digunakan untuk keperluan pemujaan kepada roh.
nah setelah orang eropa datang menjajah suku Indian, mereka pun menirukan suku Indian yang menghisap tembakau dan dijadikan gaya hidup mereka. ckckck...
aneh betul.

lebih aneh lagi ketika iklan rokok mengkonotasikan para perokok adalah jantan.
iklan rokok juga menjadi sponsor utama dalam banyak event olah raga, yang notabene bertolak belakang.
rokok=tidak sehat
olah raga=sehat

dimana benang merahnya ya? -__-'

sponsor event olah raga seharusnya adalah produsen susu, multivitamin, dan mungkin sekarang gencar makanan organik, produsennya bisa berpartisipasi dalam mengkampanyekan makanan organik.

rokok sebagai devisa vs rokok sebagai racun

ga bisa dipungkiri lagi, bahwa banyak sekali para produsen rokok turut menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. tapi juga tidak dipungkiri juga mudharat-mudharat dari candu ini.
dilema. ketika harus memilih mengharamkan rokok, hingga para produsen rokok gulung tikar dan banyak pengangguran di sana-sini. atau menjadikan bangsa ini tidak sehat dan semakin salah kaprah dengan gaya hidup merokoknya yang dianggap gaul dan jantan. pfuuhh...

bicara soal devisa.
hmmm seberapa besar sih prosentase devisa yang didapat dari rokok ketimbang kita memberdayakan sumber daya alam yang ada di negara gemah ripah loh jenawi kita ini.
(mulai deh sok idealisnya haghaghag)
devisa mungkin tidak begitu penting bagi sebagian orang awam yang bertebaran di Indonesia ini, karena memang bagaimana pun mereka tidak pernah kebagian dan keadaan ekonomi rumah tangga mereka tidak berubah secara signifikan meski produsen rokok berjaya dan mengisi pundi-pundi devisa negara.

mungkin seharusnya aku biacara tentang keadaan ekonomi rumah tangga bagi seorang perokok.
faktanya, rokok malah bisa menjadikan kita semakin kekurangan uang. ketika kita menjadi pecandu, setidaknya dalam sehari harus mengeluarkan uang untuk merokok. untuk kelas ringan saja, setidaknya 2-3 batang sehari, apalagi untuk kelas berat yang bisa mencapai 2-3 bungkus per hari.
kalkulasikan saja harganya.

kemudian, fisik mereka yang seharusnya sehat karena rokok dibuat rusak. perlahan namun pasti.
dan ketika itu pula mereka harus menyiapkan anggaran untuk perawatan anggota tubuh mereka. rumah sakit, obat-obatan. bahkan untuk sekelas operasi jika terkena kanker.
seharusnya uang itu bisa investasikan untuk hal-hal yang lain.

dan mengenai permasalahan sumber daya manusia yang terancam di PHK jika produsen rokok gulung tikar, mengapa tidak dialihkan saja kepada produsen produk budaya dan seni. seperti batik yang tengah mendunia misalnya.

mungkin ini hanyalah tulisan dari seorang mahasiswi yang sangat sok tahu. sok bijak. dan sok idealis. namun, bagaimana pun ke-sok-an seorang mahadian, tidak terlepas dari fakta yang ada di lingkungan.
agar kita kembali bercermin, bahwa seharusnya sebelum kita peduli akan penyelamatan lingkungan, seharusnya kita dahulukan kepedulian terhadap kesehatan diri. agar perjuangan dalam menyelamatkan lingkungan bisa berkepanjangan dengan kondisi fisik yang baik dan prima. (lho kok jadi kesitu-situ ya? hehe)

*inspired: ketika musang (musyawarah anggota) terlalu banyak asap di dalam ruangan sidang, membuat saya merasa menjadi nyamuk yang layak difogging oleh asap dari mulut para penghisap, heu..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Tentang Pengalaman Batin di Pulau Dewata

Curhat Kawan: "Kenapa Perempuan Bekerja?"

Perkembangan Teknologi Komunikasi