Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Tersengat Wanita Listrik!

Gambar
Hampir setengah jam saya berada di ruang tamu sebuah rumah sederhana di Jalan Sulaiman Rawa Belong, Jakarta Barat. Agak susah mencari alamat rumah yang menjadi kantor operasional Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) itu. Sebab, selain tak ada plang besar, rumah itu tampil apa adanya, nyaris tanpa ornamen apa pun. Seperti bukan kantor yang telah berjasa menerangi puluhan desa terpencil dengan listrik. Kalau dibandingkan dengan kantor PLN ya jauh lah walau kalau soal jasa justru terbalik. Eh :p  Ruang tamu sederhana itu cenderung sumpek dengan dua unit generator listrik yang akan dikirim ke desa. Belum lagi maket masterplan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang terasa dipajang sekenanya. Walau begitu, ruangan itu berisi aneka pajangan trofi penghargaan. Iya, trofi itu dihadiahkan untuk sang pendiri IBEKA, Ibu Tri Mumpuni.  Tak lama kemudian, perempuan yang akrab disapa Ibu Puni itu datang. Dengan senyum khas penuh keramahan dan kesahajaan dia menyapa saya. Mena

Menonton Film Animasi Kimi no Na Wa (Your Name)

Gambar
Sebagai penonton film action hollywood, saya tak terbiasa menonton dengan sabar. Kebanyakan adegan di film action selalu tersaji dengan cepat, layaknya makanan di mekdi. Tapi, akhir pekan ini saya penasaran dengan satu film animasi yang dapat rating tinggi di IMDb. Film animasi Jepang itu berjudul Kimi no Na Wa (Your Name). Pak Suami sebagai wota penggemar anime Jepang sejak zaman orde baru, senang kalau istrinya mulai melirik animasi Jepang. Maklum, dari zaman patjaran dia sudah nyekokin beberapa film Jepang mulai dari serial macem Tokyo Love Story sampai One Piece the Movie. :p Tapi semuanya mental. Saya bukan tipe orang yang suka nonton film berseri. Makanya saat demam drama Korea melanda saya tak terjangkit. Saya masih sehat alhamdulillah. Satu-satunya, film animasi Jepang yang saya tonton itu cuma Detektif Conan. Menurut Pak Suami, walau alur cerita Detektif Conan bagus, sejatinya film bikinan Yasuichiro Yamamoto itu berkualitas rendah dibanding animasi Jepang lain. Sebab,

Curhat Bulan September

Gambar
Menikmati tempat tinggal sendiri seperti berangkat haji. Bukan cuma butuh modal, tapi juga izin Tuhan. Ada yang gak punya modal bisa tinggal sendiri dengan cara mengontrak. Ada yang sudah punya rumah tapi gak bisa tinggal di sana, karena enggak ada izin Tuhan. Sayangnya, saya jadi golongan kedua. Enggak  Belum bisa menikmati tinggal sendiri. Meski si rumah sudah serah terima sejak 2013, sampai 2016 orang lain yang nikmati. Duh nasib. Dari masih kinyis-kinyis bau cat, sampai bau... ah sudahlah. sabar, ya rumah..  Cerita ini sarat unsur curcol. Kalau mau baca, mohon perbanyak stok sabar dan camilan. Saya memang gak perlu ke kantor tiap hari. Jam kerja saya pun fleksibel, yang penting kerjaan selesai tepat waktu. Tapi hidup tak melulu lurus. Ada kalanya saya perlu ke kantor atau ke tempat lain di waktu bersamaan dengan pekerja kantoran 9 to 6. Kalau lagi amsyong begitu, bawaannya mau bangun tenda di depan kantor , pindah ke rumah sendiri. Jaraknya memang masih lumayan jauh, sek