Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2010

Marisa Reni Dertha

Gambar
Ia telah melewati pucuk gunung dan jiwanya membumbung tinggi di cakrawala nan luas dengan kebebasannya Ia terbang jauh... Jauh sekali. Terangnya yang sekuning pendar cahaya lilin dan semerah pendar bintang gemintang dibawanya serta Hanya ada nyanyian awan gemawan, himne arus-arus berceceran dan kidung-kidung kafilah yang menuai keheningan. Ia tak dapat mendengar apa pun lagi kini. Kecuali gubahan musik keabadian yang berharmonisasi dengan keheningan jiwa. Ia berpakaian seputih kapas. Ia dalam ketentraman. Dalam kedamaian. Biarkan ia terbaring dalam lelapnya. Biarkan ia beristirahat Karena batinnya memiliki segala kekayaan siang dan malam.

Meraba

Gambar
Mengulas kembali sedikit waktu yang pernah berarti di antara kita, meski tanpa kata. Aku tahu kata tak pernah berarti banyak untukmu. Namun bagiku. Kata adalah segalanya. Kata-kata adalah formulaku untuk mengungkapkan perasaan ini. Namun perasaan yang belum terindera ini selalu sulit menemukan alirannya dalam sungai kata. Tidak ada kata yang dapat mewakilinya. Hanya hilang dalam bungkam. Maafkan jika mungkin kau terlalu lama menunggu. Terlalu lama aku bungkam. Diam tanpa kata. Membuat area abu-abu di antara kita. Kata-kata hanyalah pra-teks. Dan aspek simpatilah yang dapat menarik hati satu orang kepada orang lain. Aku mencoba memulainya dengan simpati. Bantu aku. Untuk dapat membawa aliran perasaan ini agar bisa terindera olehmu dan olehku. Oleh kita. Untuk semua kata yang tak terucap dan untuk semua rasa yang belum terindera, aku meminta maaf.

Coret-Coret ga Jelas

Gambar
Akhirnya angan-angan itu membeku, berakhir dengan slide berwarna abu-abu. Tampak pendar dan tidak jelas. Kenapa aku dulu lebih suka memanjakan diri bersama keangkuhan jiwa, hanya untuk kembali ke dunia sepi ini. Dengan tanda-tanda dingin. Bekunya jwa dan hati yang mengkristal. Kenapa begini. Tak dapat kupahami diri. Menjadi fahis sepanjang masa, meniris cahaya yang menyapa, menjadikannya secuil zat yang tak berguna. Terlalu nyaman berlama-lama dalam gelap. Dalam gelap. Sendiri mengukung diri dalam angkuhku. Mendekap lisan agar tidak terucap. Menutup telinga agar tidak mendengar. Berdiri dengan sombongnya, ingin segera mendengar bongkahan itu runtuh, merobek jiwa. Meski melukainya, meski harus membelah sukma. Karena yang ada kini hanyalah buram, sepertinya ada yang hilang tanpa kutahu apa yang harus kucari. Hilang melayang ke awang-awang. Haruskah aku meraih apa yang telah mati atau mematikan apa yang sudah aku raih? Hanya agar aku bisa kembali seperti dulu, berkata sepenuh hati dan seg

Cinta Pertama

Gambar
Semua orang pasti memiliki rasa. Meski rasa kadang tak terindera. Indera sekonyong-konyong menjadi pelengkap sebagai anggota tubuh, yang menghiasi manusia dan membedakannya dari binatang yang memiliki hiasan pelengkap yang berbeda. Kalau aku boleh mengakui, bahwa cinta pertamaku adalah hujan. Rasaku terhadapnya selalu terindera. Iya, hujan. Air yang jatuh dari langit. Cinta yang menjadikanku semakin peka. Bahwa memberi lebih mulia daripada menerima. Cinta yang polos dan tulus dari seorang anak hawa. Aku cinta hujan, dengan setiap derainya. Rinai hujan selalu bisa menenangkanku. Menatap tiap tetesnya yang jatuh dan membasahi tanah. Merupakan keajaiban pertama yang kulihat dan kurasakan. Menghirup aroma tanah yang basah. Merupakan aktifitas yang melegakan paru-paru ringkihku. Cinta itu datang, menyapaku. Menggerakkanku untuk senantiasa memandangi tiap derainya yang jatuh. Malam ini, cinta pertama itu kembali hadir. Di sini, di kamar ini. Sendiri saja, bersama hujan.

Tahun Baru

Gambar
Iya, hari ini adalah hari keempat dari sejak pergantian tahun. namun sepertinya aku belum menggoreskan sedikit kata-kata. Aku menghabiskan malam tahun baru bersama seorang sahabat dari masa kesuraman, Ency hehe yang sama-sama pernah terpuruk di sebuah kota bernama Kendari, setahun lamanya. keterpurukan tidak menjadikan kami suram. malah sebaliknya kami mengalami satu tahun terindah dalam hidup. Malam tahun baru mulai dihabiskan dengan nonton film avatar (film-nya belum habis sudah mulai ketagihan mau nonton lagi, 4 thumbs up) -__-' kemudian pulang ke rumahnya yang dingin (maksudku: sepi, hanya kami berdua, dan benar-benar berdua, heu..) sempat sedikit iri dengan Dary dan kawan-kawan di Jogja yang berkaraoke ria di sana. huhuhu (sungguh sangat-sangat mubazir sekali suara saya :P *narsis*) well, akan tiba waktunya dimana orang-orang akan menyadari bahwa suara saya lebih bagus dari Widi 'Viera' ( what ?) Tapi menghabiskan malam tahun baru seperti itu, merupakan di luar kebias