Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2010

kompleksitas

Gambar
Hidup itu kompleks. Dengan kompleksitas yang beragam dan berjenjang. Ada yang rendah, sedang dan tinggi. Setiap dari kita pasti merasakannya. Bahwa kompleksitas ada di setiap langkah yang kita ambil, dalam setiap nafas yang kita hirup, dan dalam setiap keputusan yang harus dikeluarkan. Dan aku, sebagai manusia kompleks menjadi saksi. Saksi bagi kehidupan kompleks itu sendiri. Merasakan bahwa setiap langkah yang aku jalani merupakan akumulasi dari pemikiran-pemikiran diri. Dan setiap keputusan yang aku keluarkan merupakan hasil muntahan daya nalar terhadap suatu masalah. Tapi tahukah, bahwa semakin kompleks diri kita, adalah bukti bahwa kita terintervensi oleh lingkungan dan partikel kehidupan lainnya. Kita mungkin tidak independen. Kita terlalu banyak dicampuri, pemikiran diri menjadi tidak orisinil lagi. Aku pun demikian. Setiap keputusan yang aku ambil menjadi kian penuh pertimbangan. Ini di luar dari sifat phlegmatisku. Pernahkah, kalian merasakan bahwa ketika kalian ingin

Semesta Itu Bernama Gontor #3

Gambar
Kesan pertama yang buruk tidak harus diakhiri dengan keburukan pula. Seperti pepatah usang yang masih sangat relevan “berakit-rakit dahulu, berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.” Kami pun begitu. Betapa warna kanvas jiwa kami begitu beragam. Betapa kami memiliki corak yang unik. Kami memang tak pernah melihat atau merasakannya, karena yang melihat itu adalah orang-orang di sekitar kami yang mengerti betapa kami sudah jauh berubah, menjadi pribadi yang lebih baik. Analoginya adalah kami seperti pekerja sebuah pabrik parfum yang tidak pernah menyadari bahwa kami terkontaminasi wewangian setiap kali kami bekerja, kami tidak dapat menghirup betapa wanginya kami. Yang dapat menyesap wanginya hanyalah orang-orang di sekitar kami. Betapa kami berhutang terlalu banyak. Kami bayar hanya dengan umpatan dan ketidakikhlasan. Kami buta pada makna. Kami hanya melihat apa yang nyata. Kami tidak mampu mengindera apa yang abstrak. Dan kami merasa merugi. Terlalu ba

Semesta Itu Bernama Gontor #2

Hidup itu memang aneh, kita takkan pernah tahu sampai kapan kita menjalani hidup bersama orang-orang yang dekat saat ini. Kita tidak pernah tahu kenapa kita ditempatkan bersama mereka, dan kenapa kita harus berpisah ketika kita sudah menemukan orang yang cocok untuk menemani kita dan berbagi di kala susah dan senang. Aku pun begitu. Dan keanehan hidupku semakin menyeruak ketika tiba-tiba aku terdampar di sebuah pulau bernama Sulawesi. Aku memang tidak terdampar begitu saja, maksudku aku terdampar akibat keanehan pola pikirku sendiri. Aku memilih untuk tinggal di pulau itu selama setahun. Sekali lagi, ini karena aku tergoda untuk melakukan perlajalanannya tentu saja. Perjalanan selama 2 jam dengan pesawat menuju tempat baru dan terjerat di dalamnya selama 1 tahun. Oke, ini dua kesalahan yang tidak pernah aku sesali sama sekali. Jadi aku tetap akan membiarkan diriku mudah tergoda untuk melakukan perjalanan menuju tempat yang baru. Sungguh nikmat menjalani hidup berpindah-pindah, dapat me

my random mind

Pernah suatu kali langkah kakiku terhenti hanya karena batu kerikil. Sesuatu yang kecil dan sepele kerap terlupakan, diabaikan, tentu saja diremehkan. Sesuatu yang kecil ternyata menyita banyak perhatian. Semua pikiran tertuju ke sana. Pernah suatu waktu seorang teman datang. Nasehat yang diberikan cukup bijak. Bahwa orang yang kuat bukanlah orang yang selalu menang, namun orang yang kuat adalah dia yang tetap mampu bangkit meski terjatuh. Begitu menenangkan, dan api dari obor jiwaku kembali menyala. Pernah suatu saat terlintas di dalam pikiran, bahwa aku adalah orang terpilih. Tanpa alasan, tanpa pertanyaan lebih lanjut kenapa terpikir demikian. Mungkin aku terpilih karena aku telah menang dari ribuan sperma yang berkompetisi untuk masuk ke indung telur. Karena aku anak perempuan satu-satunya di keluarga. Karena aku lahir dari keluarga yang meski tidak kaya namun harmonis dan penuh kasih sayang. Karena aku percaya tangan Tuhan yang menggerakkan tangan kedua orang tuaku. Karena

Semesta Itu Bernama Gontor #1

Gambar
Pernahkah kalian masuk pada sebuah tempat yang tidak memiliki jeda sedikit pun? Sebuah tempat yang tidak tidur, tempat bagai miniatur kehidupan? Aku pernah. Bahkan menetap selama 5 tahun. Entah bagaimana aku masuk di dalamnya dan menjadi partikel yang turut mengambil bagian dalam setiap setting dan alur, bermimpi pun tidak pernah. Namun, menjalani kehidupanku di sana selama 5 tahun adalah bagai mimpi yang akan membuatku selalu mengingat tiap detail waktu yang bergulir. Semua begitu teratur, dan cepat. Waktu begitu berharga, dan tanpa jeda. Kisahku berawal dari sebuah keputusan idiot, bahwa aku mulai bosan tinggal di rumah. Aku bosan naik angkot yang sama, bosan dengan jenis makanan yang sama, bosan dengan bisingnya kendaraan yang berlalu-lalang di depan rumahku, bosan dengan kehidupan yang itu itu saja. Maka, dengan sedikit pertimbangan aku memikirkan untuk melanjutkan sekolah di Bogor. Mengapa Bogor? 1) karena Bogor is my hometown. 2) karena di sana kota Hujan, dan aku suka sekali

Me, My Self And I

Gambar
My most lasting memory… It’s of my grandma, who died six years ago. She was my second mom. She took care of me every day, she was the best grandma. Six years ago, she passed away when I was studying in a boarding school, and none told me, neither my dad. It was hurt me brought me into pieces. Best trait… Some people say I am a sociable one. Yes, I do really love to share. When I don’t have anything to share, one thing I could give, the warm friendship. And the worst… I’m such a moody one. Always wait the right time to do the right activity. It’s such a wedge. I don’t have any idea to heal that. I laugh… When I see baby and child, they are amaze me with their inocence in few seconds then make me laugh with their cuteness. Almost babies are cute when they were little, no matter how they look when they grow up. I’m saddened by… When I was live in Sulawesi for a year, I saw that Indonesian’s development was deceit. It’s too many fake. There