Kesempurnaan Etos Kerja Seorang Pengangkut Sampah

Hari ini kayaknya matahari ada sembilan. pfuuuuh.. panas sangat
lebih panas lagi ketika gue nunggu seseorang di bawah terik out door karena pintu kosan terkunci dan kuncinya dibawa temen kamar. Tiba-tiba ada sebuah pemandangan waas (cek urang sunda mah). membuat haru.. kira-kira bahasa indonesianya begitu.

Ada seorang kakek, sepertinya dia adalah petugas kebersihan di daerah sini (gue ga kenal karena gue warna baru di wilayah ini).



Kenapa gue bilang mengharukan? Inilah potret yang harusnya ditiru oleh orang banyak.
Justru di tengah ketidakpuasan manusia akan hidupnya, ternyata masih banyak orang-orang yang hidup dengan keterbatasannya namun tetap selalu bersyukur.
Lihatlah si kakek ini, mungkin dia sudah puluhan tahun mengabdi untuk wilayah Pisangan ini. Setiap hari mengambil sampah warga-warga, kemudian membawanya ke tempat penampungan sampah. Mendorong sampah satu gerobak itu bukan hal yang ringan lho... apalagi dilakukan setiap hari.

Satu hal lagi yang membuat gue haru adalah...
dia mencuci gerobak sampahnya!! gerobak sampah yang notabene adalah wadah untuk mengangkut sampah (sampah gitu lho.. itu kan kotorrr) dicuci dengan penuh penghayatan seolah-oleh dia sedang mencuci mobil mewah milik bos-nya.
Ini mengharukan, ketika pejabat berlomba-lomba korupsi untuk mendapatkan mobil mewah demi membahagiakan keluarganya, atau rumah baru untuk tempat tinggal istri simpenannya (sarkas sekali ya gue :P)

Ehmm, ini contoh totalitas dalam profesi, tidak peduli apa pun profesinya. tidak peduli bagaimana pun beratnya. Profesi adalah amanah. dan profesi adalah kebanggaan kita jika kita mampu melakukannya dengan ketulusan dan kesempurnaan etos.

Pengangkut sampah sama mulianya dengan aktifis lingkungan. Justru mungkin lebih mulia.
Jika aktifis hanya pandai berbicara atau berorasi tanpa ada tindakan konkrit. Beda dengan si kakek pengangkut sampah ini. Dia berjalan menyusuri rumah demi rumah untuk mengambil sampah rumah tangga, untuk kemudian dibuang ke tempat yang lebih layak dan mungkin nantinya akan didaur ulang.

Semua pekerjaan halal itu mulia, asalkan kita dapat mengerjakannya setulus hati dan sepenuh jiwa. Sama seperti si kakek pengangkut sampah ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Tentang Pengalaman Batin di Pulau Dewata

Curhat Kawan: "Kenapa Perempuan Bekerja?"

Perkembangan Teknologi Komunikasi