Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2009

OPTIMIS

Aku merasa lebih tenang saat ini. Meski kidung kepenatan membuat keletihan senantiasa menari-nari.  Aku merasa hidupku lebih damai saat ini. Meski aku harus membayarnya dengan pergolakan batin yang menjadikan perih berubah indah.  Aku merasa lebih memahami arti saat ini. Meski awalnya aku merasa menipu diri. Aku merasa diriku lebih berarti saat ini. Meski awalnya aku merasa terbebani.  Aku merasa hidupku lebih berarti saat ini. Meski awalnya aku merasa hidup hanyalah permainan waktu.  Aku merasa ada daya untuk bangkit saat ini. Meski awalnya bagiku membuka mata untuk melihat kenyataan sulit.  Aku merasa ketiadaan merupakan keberadaan yang tertunda saat ini. Meski awalnya aku merasa semua tak berpihak kepadaku.  Aku merasa kehidupan memberiku harapan untuk menggapai impianku saat ini. Meski awalnya untuk sekadar berkhayal pun aku takut.  Aku merasa bisa sedikit bersahabat dengan waktu saat ini. Meski awalnya aku merasa ia selalu hendak meninggalkanku jauh di

selamat ulang tahun, Dian...

Ada yang bilang hadiah ulang tahun terbaik adalah kesendirian. Keheningan menghadirkan pemikiran yang bergerak ke dalam, menembus rahasia terciptanya waktu. Namun bagiku, waktu berjalan terlalu cepat dan aku tertatih untuk mengejarnya. Sendiri memang hadiah terbaik untuk saat ini. Dan aku sudah memilihnya untukku. Memilih untuk menghindari jurang kehampaan lebih dalam lagi. Memilih untuk menghindari kekecewaan batin yang lebih parah lagi. Memilih untuk menjauhi kesia-siaan dalam hidupku. Memilih menambal luka yang sempat menganga terlebih dahulu. Dan waktu tetap berjalan seribu langkah di depanku. Aku tetap tertatih untuk menggapainya. Aku tetap tertinggal. Aku tertinggal pada masa lalu. Aku tahu ia telah lama menghambat semua lajuku, namun ia tetap mengekang hatiku. Dan dalam benakku hanya ada kenangannya. Pada waktu yang mengiringiku, ada segelintir manusia yang mencoba melipurnya. Mencoba memberikan kenyamanan. Ada yang banyak datang untuk menetap ada pula yang pergi. Pergi menitipk

[SARKASME MAHADIAN]

Kala kepercayaan menguap menjadi udara Yang hanya bisa mengalun Dikatakan tanpa perbuatan Saat itu pula di dunia ini Takkan ada sebuah ikatan pun Apalagi ikatan yang bernama Persahabatan. Maybe it’s a big mistake for you, to have a friend like me… Mungkin karena saya juga memiliki rasa gengsi yang tinggi, egois dan saya adalah orang yang keras kepala serata sangat cuek. Saya adalah orang yang ceroboh sedang anda adalah orang yang selalu berfikir. Saya adalah orang yang cerewet dan tak suka rasa sepi, sedang anda pendiam. Saya adalah orang yang humoris sedang anda adalah orang yang sangat serius. Saya orang yang sangat benci menunggu, sedang anda selalu menunggu orang lain melakukan step pendekatan. Saya adalah seorang pembohong besar, bahkan tidak bisa jujur terhadap diri sendiri. Sedang anda adalah orang yang sangat menghargai kejujuran. Saya adalah seekor burung liar yang hinggap dari satu dahan ke dahan yang lainnya, sedang anda bagai hewan peliharaan yang selalu bersi

PERPISAHAN

Lembayung itu masih merona merah Sama ketika kita masih bersama Gunung itu tetap menjulang megah Sama ketika kita terbawa berirama Masih adakah dalam ingatanmu Saat kita menanti bintang jatuh Meski kita terlihat dungu Berharap sambil bersimpuh Entah kenapa kau palingkan wajah Kala aku menengadah Di sana tak ada cerah Hanya jiwa kita kian gundah Entah mengapa melodi kita berubah Ia tak lagi mengalun indah Dawainya bagai tak terpetik Oleh jari jemari indah nan lentik Entahlah yang tahu hanya Tuhan Selama masa lalu, kini, dan masa depan Masih dapat bertemu di kemudian Takkan hilang kisah kita di persahabatan. -Mahadian- Ngawi, Juli 2004

Termanggu dan Dungu.

Biarkanlah aku termanggu Walau aku terlihat dungu Asalkan aku dapat bersyukur Pada Allah yang maha luhur Menata hati Yang hampir mati Mencoba menikmati malam Yang kini beranjak kelam Coba mentup mata Pada hal-hal yang gelap gulita Menepis resah dan gelisah Dengan cahaya walau secercah Jiwaku pun sedikit tenang Walau bintang itu lantang Meninggalkan bulan yang benderang Kesepian sendiri Menyinari bumi malam hari Termenung di bimasakti Akankah kebersamaan itu kembali? -Mahadian-

pecinta senja

AKU, SANG PECINTA SENJA Mereka bilang senja itu suram, hanya karena selepas senja akan datang gelap Tapi menurutku Senja adalah gambaran kehidupan Garis-garis yang terlewati sejak fajar Akan terlihat jelas pada saat senja Senja adalah waktu untuk melihat ulang kejadian dalam hari Dan dalam senja kita bisa berharap datangnya keindahan malam bersama bintang gemintang sejak kejadian itu tak ada lagi orang yang bisa kuajak berbagi untuk menikmati keindahan senja karena orang itu adalah Decka kadangkala senja dan derai hujan lebih dapat membuatku terpukau karena senja dan derai hujan merupakan dua hal terindah yang Allah hadirkan di dunia ini Namun tak ada yang bisa diajak berbagi dua hal terindah itu bersama denganku