Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2009

Self Reframing

Berikut ini artikel untuk merubah Cara Pandang di dalam diri sendiri (Self Reframing) : 1.TAKLUKKAN DIRI SENDIRI “Dia yang bisa menaklukkan orang lain adalah manusia kuat. Dia yang bisa menaklukkan dirinya sendiri adalah manusia super.” (Lao Tze) Perenungan Diri: 1. Malam hari sambil berbaring tidur, ambil waktu 1 - 2 menit. 2. Lakukan refleksi kegiatan hari ini secara cepat saja. 3. Tanyakan ke dalam diri sendiri: “Apakah masih ada emosi negatif yang tersimpan dalam diriku saat ini ?” 4. Lalu, tarik nafas yang dalam dan tahan nafas selama yang bisa Anda lakukan. 5. Bayangkan kejadian yang menimbulkan emosi negatif tersebut. 6. Buang dan lepaskan dengan menghembuskan nafas sepanjang mungkin. 7. Lanjutkan dengan bernafas perlahan saja, dan makin perlahan, sampai seluruh badan terasa rileks bak tanpa otot. 8. Diam sejenak dan ambil keputusan untuk berubah, misalnya: “Besok mau senyum aja aaah…” dan tidurlah dengan senyum… zzz…zzz… Karena jika dengan ikhlas kita mulai b

Meet N Greet Dengan Penulis Favorit

Gambar
Sabtu, 12 September 2009 Menghadiri sebuah pertemuan dengan seorang penulis merupakan pengalaman yang memperkaya inspirasi, apalagi penulis itu adalah seorang Dewi "Dee" Lestari. Dengan karya-karyanya yang fenomenal, dia mampu menaklukkan pasar dengan idealismenya. Tidak banyak penulis yang bisa begitu, pun pekerjaannya sebagai seorang penyanyi. Dee dengan ide briliannya selalu bisa menyentuh hati para pembacanya, termasuk aku. Novel ajaib Supernova mampu menyihirku. Kata-kata di dalam bukunya selalu bisa membuatku berpikir keras untuk dapat menyaingi keindahan bahasanya. Di Filosofi Kopi aku semakin terhipnotis dengan tulisan-tulisannya, terlebih buku itu menyisipkan makna filosofis. Aku selalu suka kata berkiasan yang selalu tersirat maknanya. Karena menurutku -yang tidak suka pelajaran eksak- Bahasa pun bisa seperti Matematika, yang membuat kita tidak serta merta menelan bulat-bulat sususan kata yang membentuk kalimat, yang bisa membuat kita pun berpikir. Dan Dee-lah penul

galau

aku hanya ingin bertutur tentang kegalauanku tentang Ramadhanku kali ini. aku pernah menjalani Ramadhan yang sangat berbeda setiap tahunnya. ketika aku mampir di sebuah masa tak berjeda, Ramadhanku pun seakan tak berjeda. semua bergerak sangat cepat. hari-hari kulalui hampir tak terasa. beratnya hidup di masa itu seakan ringan dengan bergerak cepat bersama-sama dengan ritme yang kompak. ada kalanya lelah, letih, dan jenuh. aku bisa mengenyahkannya dengan memotivasi diri hanya demi pembuktian, bahwa aku mampu. sesungguhnya Ramadhan tanpa jeda itulah yang seharusnya membentukku untuk ramahdan-ramadhan selanjutnya di dalam hidupku, namun seakan kejadian-kejadian yang seharusnya kurekam dengan baik justru terhapus dengan ikhlas. dan nilai-nilai yang seharusnya melekat erat justru terlepas dengan sangat mudahnya. ada yang salah dengan diriku dan ada yang salah ketika aku menjalani ramadhan tak berjeda itu. tolong. aku hanya butuh payung itu. karena hujan doktrin sangatlah deras di luar sini