Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2009

Sombong

Gambar
ketika aku ingin benar-benar menjauh.. sombongkah itu? hanya karena tak ada ruang kosong tersisa untukku di sini, penuh dan sesak. ketika kulipat wajahku dan tak ada cerah di sana.. sombongkah? hanya karena ingin kuekspresikan rasa sakit hatiku, luka itu kembali menganga. ketika aku bungkam, diam tak ingin bicara.. sombongkah? hanya karena menahan dingin dari gunung es yang membeku dan semakin menjulang tinggi. dan kala semua orang tak tahu apa yang kurasakan, sombonglah aku.. dan ketika semua orang hanya sibuk dengan dunia dan perasaannya, sombonglah aku.. ya, aku sombong.. sebut saja diriku sang burung merak yang selalu mengibaskan ekornya, menantang semua yang memandang. kisah ini pun berlanjut, entah sampai kapan. gunung es itu kembali membeku, keras dan tak tercairkan. kasihan... dan setiap lilin-lilin kecil yang ingin membantu mencairkannya mereka pun membeku. menjadi kristal bening yang hanya mampu menitikkan air mata. bagaskara pun hanya memperlihatkan eksistensinya tanpa mau m

Sebuah Pengakuan

Gambar
aku bukanlah orang baik. selalu saja mencuat dari lurus yang telah ditetapkan. jarak itu pun semakin jauh membentang. dan aku terhempas jauh, amat jauh... masihkah dapat kuraih? semakin ku jauh, semakin ku membeku. cahaya itu di lorong sana. aku tertatih, belum menggapai. semoga Dia sudi menghampiriku, menyelimutiku dengan kain ketenangan.. menerangiku dengan cahaya kedamaian.. menuntunku menuju rumah-Nya yang sejuk.. memberiku secawan air surgawi, menentramkan.. semoga gersangnya jiwa tersirami dengan air-Nya meski hanya secawan. semoga tandusnya jiwa kembali subur dengan barokah-Nya. semoga jiwa yang haus dan lapar ini, merasa puas dengan jamuan-Nya. semoga kerasnya bongkahan hati inidapat mencair dengan kehangatan rengkuhan-Nya. namun, kini aku semakin jauh, dan semakin kusut. semoga malaikat izrail tidak menjemputku cepat untuk bertemu dengan-Nya. biarlah aku tertatih lebih dahulu, dan menghadap-Nya dengan penuh kerelaan, kepuasan hati, serta rasa rindu yang membuncah, dengan memba

Menyapu Bersih Serpihan Kisah Masa Lalu

Manusia senantiasa hidup dalam 3 masa. Masa lalu, masa kini dan masa depan. Ketiga masa yang sambung menyambung, saling menggantikan antara satu dan yang lainnya. Hari ini adalah masa depan dari kemarin dan akan menjadi masa lalu di esok hari. Tidak terlepas dari persoalan waktu, ada yang berkata bahwa sesungguhnya kehidupan adalah masa kini ketika banyak rencana untuk masa depan dan banyak kenangan di masa lalu. Masa kinilah milik kita, karena kita bisa menentukan pilihan hidup yang akan dijalani di masa depan dengan mengoreksi kesalahan di masa lalu. Hidup memang selalu tentang pilihan. Dan hidup akan senantiasa mengalir, mengikuti arus agungnya sang waktu. Jika manusia hanya diam maka sedikit demi sedikit waktu akan mengikisinya. Dan aku benar-benar menjadi salah satu manusia yang terkikisi. Terlalu lama aku berdiam diri, dan cenderung melihat ke belakang. Mengalami kemunduran dengan selalu berharap dapat kembali ke masa lalu. Padahal dengan sadar kulihat masa lalu bagaikan kaca bur

Tentangku

Gambar
Sejatinya aku kara. Terlahir tak membawa apa-apa dan kembali tak mengajak siapa-siapa. Hakikatnya aku makhluk. Diciptakan-Nya dan diperintahkan oleh-Nya yang selaku Sutradara Kehidupan untuk berperan sebaik mungkin. Nyatanya aku manusia. Dengan segala kelebihan dan kekurangan, kebaikan dan kejelekan. Yang sedang tertatih menapaki likuan hidup menuju satu tempat yang aku sendiri tak tahu di mana. Surgakah? Nerakah? Atau kalau ada, tempat antara surga dan neraka? Nyatanya aku manusia yang kadang merasa ada yang hilang, tanpa kutahu apa yang telah kutemukan. Dan seolah menemukan tanpa kutahu apa yang telah kucari. Apakah aku sepertinya masih mencari apa yang hilang? Nyatanya aku manusia. Dan biarlah itu semua menjadi rahasia. Tanpa rahasia, percuma aku jadi manusia.

Perlukah Retribusi

Gambar
3 hari yang lalu, saat kami tengah asik belajar, terdengar suara para aktivis yang bersatu dan berkeliling untuk menyampaikan asprasi mereka tentang ketidaksetujuan mengenai pemungutan retribusi parkir yang kini diberlakukan di kampus kami, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Meski tarif retribusi adalah sebesar Rp.500,- sekali parkir namun dirasa memberatkan para mahasiswa yang berkendaraan. Karena dianggap membebani mobilitas para mahasiswa yang sudah terbiasa hilir mudik menggunakan kendaraan bermotor. Pertanyaannya adalah apa mungkin diadakan retribusi untuk mengurangi menggunaan kendaraan bermotor? Atau memang kampus kami sekarang ini menjadi kapitalis? Apapun latar belakangnya, baiknya kita ambil dari segi positifnya, bahwa sebaiknya kita berlaku sedikit ramah terhadap bumi dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Karena bumi semakin memanas oleh pemanasan global beberapa tahun terakhir ini.

Kebahagiaan

Kebahagiaan yang ingin kucapai adalah Kebagaiaan yang bermutasi menjadi kebahagiaan yang lain Dimana kebahagiaan pribadi tidak lebih berarti banyak Akan ada saatnya diriku lebur dalam identitas baru Orang-orang bahkan diriku sendiri akan lupa Pada seorang Dian yang saat ini.

Surat untuk Cinta

Gambar
Apa kabar cinta? Semoga baik. Karena kehilanganmu merupakan awal dari kehancuran. Aku hancur bila kau hidup tanpamu. Bukan hanya aku, tapi semuanya. Karena setiap makhluk membutuhkanmu. Kadang aku merasakanmu pada hal-hal yang baik atau pada sesuatu yang memang sepatutnya kusukai Dan itu membahagiakanku. Kadang aku merasakanmu pada hal-hal yang buruk atau pada sesuatu yang tidak sepatutnya kusukai, apalagi kulakukan. Dan ini membuatku menderita Tetapi ada ada satu hal yang patut kusyukuri. Bahwa aku bellum pernah merasakanmu pada seseorang yang tidak halal bagiku. Aku bahkan seringkali tidak pernah menggubris mereka yang menawarkanmu untuk dirasakan bersamanya. Aku selalu merasa semua semu, dan mereka tidak bisa meyakinkan arti tentangmu sesungguhnya. Apa kabar cinta? Aku selalu berharap kau selalu bersamaku. Menemani derap langkahku dan bersemayam di dalam nuraniku. Hingga aku mengetahui pada apa dan siapa seharusnya aku merasakanmu. Mereka bilang bahwa kau tidak memiliki logika dan t

Filosofi Lilin

Gambar
Usia kita ibarat lilin yang menyala semakin lama semakin pendek dan akhirnya mati Umur lilin adalah sepanjang lilin itu dan ukurannya pada keiinginan yang membuatnya Bila lilinnya panjang maka waktu menyalanya akan lebih lama dan bila pendek akan lebih cepat Tapi, berapa pun panjang lilin yang dinyalakan tetap saja pada akhirnya akan mati juga. Pertanyaannya adalah sebelum akhirnya mati apakah lilin itu berpijar terang atau tidak (=apakah usia kita sudah memberikan manfaat bagi sekitar kita atau tidak) Kita yang memilih.

Remember a One

Gambar
I thought that feeling has gone with the wind I thought I won't remember all about my past anymore I thought I won't be curious about it again I thought I will understand someday But I was wrong Absolutely w-r-o-n-g and NOW it is Coming so suddenly without any warning oh Damn!!