Bertuturlah, untuk Jujur yang Luhur

sacredcirclecreativelife.com
Perlu waktu yang tak sebentar untuk mengawali kisah ini. Awalnya aku berpikir bahwa kisah ini akan menghadirkan warna yang berbeda. Warna yang cerah.
Tapi mungkin, setiap kisah yang terlalu panjang, selain perlu waktu yang tak sebentar, ia juga memerlukan penutur yang baik.

Aku bukan penutur cerita yang baik. Aku hanya merekam dan menikmatinya untuk diriku sendiri. Aku tak pernah benar-benar pandai bertutur kata untuk menceritakan pengalamanku dan kisahku.

Tapi kita seharusnya keluar dari keterbatasan diri untuk mau mengungkapkan semua. Agar kita benar-benar tahu siapa yang akan menyimak kita, atau hanya mendengar.

Mereka yang menyimak akan mengerti bagaimana kisah ini seharusnya. Memberi kontribusi bagi kelanjutan kisah, baik aksi nyata maupun saran semata. Tapi mereka yang hanya mendengarkan, cenderung tidak menggubris. Dan sama, hanya menikmati celoteh kita, bangga seolah-olah kita sudah mempercayainya.

Apakah kamu hanya menikmati duniamu, melihat dan mendengar orang yang kau inginkan dari balik punggungnya saja. Atau kamu benar-benar mendekap orang tersebut untuk menyimak kisahnya?

Kita tak akan benar-benar tahu kapan kita akan mengakhiri kisah hidup kita. Dan kita juga tak akan benar-benar tahu dengan siapa kita menjalani kisah hidup.

Sebelum semuanya terlambat, bertuturlah. Karena setiap tutur akan melahirkan jujur yang paling luhur.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Tentang Pengalaman Batin di Pulau Dewata

Curhat Kawan: "Kenapa Perempuan Bekerja?"

Perkembangan Teknologi Komunikasi